Kelahiran alam semesta ditinjau dari ilmu pengetahuan modern



BAB I
PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Perjalanan panjang sejarah bumi sehingga manusia dapat tinggal yang di mulai dari berbagai banyak teori atau cerita mitos dari berbagai Negara,kemudian di lanjutkan dengan penelitian secara spesifik di seluruh bagian bumi untuk mencari tahu bagaimana terbentuknya  manusia,baik secara harfiah maupun dari sudut pandang agama.
B. Rumusan Masalah
  1. Asal muasal alam semesta ?
  2. Benda benda yang mengiringi matahari ?
  3. Dimensi ruang dan waktu ?
  4. Deskripsi dan model alam semesta ?
  5. Sains menangkap realitas alam semesta ?
C. Batasan Masalah
Mengetahui tahap terbentuknya alam semesta yang bermula dari ledakan yang maha dahsyat.
    D. Tujuan
  1. Untuk mengetahui asal muasal alam semesta
  2. Untuk mengetahui benda benda yang mengiringi matahari
  3. Untuk mengetahui dimensi ruang dan waktu
  4. Untuk mengetahui deskripsi dan model alam semesta
  5. Untuk mengetahui sains menangkap realitas alam semesta
E. Sistematika Penulisan
  • Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari :
    Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Sistematika penulisan.
  • Bab II Pembahasan, yang terdiri dari :
    Asal Muasal Alam Semesta, Benda Benda yang Mengiringi Matahari, Dimensi Ruang dan Waktu, Sains Menangkap Realitas Alam Semesta.
  • Bab III Penutup, yang terdiri dari :
    Kesimpulan, Saran, Dan Daftar Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN


A. Asal muasal alam semesta
Seiring dengan berkembangnya peradaban dan meningkatnya teknologi, para ilmuwan telah sampai pada satu teori pamungkas mengenai bagaimana awal terjadinya alam semesta nan luas ini. Teori yang telah mencapai tingkatan “mutawatir” atau disepakati bersama secara luas dikalangan para ilmuwan dunia ini populer dengan sebutan “Teori Dentuman Besar”
(Big Bang Theory).
Teori ini secara garis besarnya menyatakan bahwa jagad raya yang besarnya tidak tanggung ini beserta lebih ratusan miliar galaksi didalamnya (setiap galaksi terdiri dari ratusan miliar bintang-tanggung dengan berbagai ukuran plus planet-planet yang mengitarinya) ternyata awalnya ”hanyalah” satu kesatuan yaitu berupa benda yang berukuran tidak lebih besar dari atom, bahkan lebih kecil lagi…. Lalu bagaimana bisa sebesar seperti sekarang ini?
Setelah melalui berbagai proses dan tahapan-tahapan tertentu yang menimbulkan reaksi kimia dengan temperatur yang cukup, lalu ”sesuatu berukuran mungil” ini mengalami ledakan maha dahsyat. Dapat di bayangkan bahwa sebelum ledakan terjadi, maka dimensi ruang, waktu, cahaya serta dimensi-dimensi lainnya yang kita kenal di alam ini sama sekali belum ada.
Hasil ledakan ini adalah bukan hanya membuka ruang dan melontarkan material-material sangat panas dalam jumlah yang tak terhitung, namun juga memberikan kesempatan bagi waktu, cahaya dan gravitasi untuk memulai ”perjalanan”nya di alam fisik ini, dapat dikatakan mereka semua baru lahir semenjak saat itu, yang berarti pula lahirlah sebuah alam sistematis dan teratur yang kita diami ini.
Stephen Hawking : ”Selama alam semesta ini memang mempunyai awal, maka kita harus menerima kenyataan bahwa pastilah ada yang menciptakannya”
B. Benda benda yang mengiringi matahari
Bumi masih terlalu kecil dibandingkan Matahari, sebuah bola gas pijar raksasa, lebih dari 1.250.000 kali ukuran Bumi dan bermassa 100.000 kali lebih besar. Bumi yang tak berdaya, tertambat oleh gravitasi, terseret Matahari mengelilingi pusat Galaksi lebih dari 200 juta tahun untuk sekali edar penuh. (Lalu apa rencana secercah kehidupan kita dalam pengembaraan panjang ini? Sangat sayang bila kita tidak sempat melihat kosmos hari ini. Sangat sayang kita tidak berencana sujud dan berserah kepada Tuhan Yang Mahakuasa.)
Pengiring Matahari lainnya adalah planet Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, asteroid, komet dan sebagainya. Ragam wahana dalam tata surya itu berupa sosok bola gas, bola beku, karang tandus yang sangat panas; semuanya tak terpilih seperti planet Bumi.
C. Dimensi ruang dan waktu
Putaran demi putaran waktu berlalu, kehancuran wahana bermiliar manusia akan menghampiri perlahan tapi pasti. Namun, berbagai pertanyaan manusia tentang misteri alam semesta masih belum atau tak berjawab. Berbagai upaya rasionalitas manusia telah dikerahkan dan pengetahuan bertambah, namun misteri alam semesta itu terus menjadi warisan bagi generasi berikutnya.
Penjelajahan akal manusia mendapatkan fakta-fakta penyusun alam semesta, mulai dari dunia atom, planet, tata surya, hingga galaksi dan ruang alam semesta yang berbatas galaksi-galaksi muda. Dengan itu, pengetahuan manusia merentang dalam dimensi panjang 10-13 hingga 1026 meter, yang merupakan batas fakta-fakta yang dapat diperoleh dalam dunia sains. Pada abad ke-21 manusia masih berambisi untuk menyelami dunia 10-35 meter (skala panjang Planck) atau 10-20 kali lebih kecil dari penemuan skala atom pada dekade pertama abad ke-20. Begitu pula dimensi lainnya seperti waktu, energi, massa, rentangnya meluas dari yang lebih kecil dan lebih besar.
Tentang rentang waktu alam semesta, manusia mendefinisikan berbagai zaman (dan zaman transisi di antaranya): Zaman Primordial, ketika usia alam semesta antara 10-50 hingga 105 tahun, Zaman Bintang, (106 - 1014 tahun), Zaman Materi Terdegenerasi, (1015 - 1039 tahun), Zaman Black Hole, (1040 - 10100 tahun), Zaman Gelap ketika alam semesta menghampiri kehancurannya dan Zaman Kehancuran Alam Semesta, ketika materi meluruh. Tanpa fakta-fakta dan ilmu yang diketahui manusia (atas izin Allah), akhirnya manusia hanya bisa berspekulasi dan tak bisa mendefenisikan berbagai keadaan, misalnya sebelum kelahiran alam semesta dan setelah kehancuran.
D. Deskripsi dan Model Alam Semesta
Kesan umum luas dan megahnya alam semesta diperoleh penghuni Bumi dengan memandang langit malam yang cerah tanpa cahaya Bulan. Langit tampak penuh taburan bintang yang seolah tak terhitung jumlahnya. Struktur dan luas alam semesta sangat sukar dibayangkan manusia, dan progres persepsi dan rasionalitas manusia tentang itu memerlukan waktu berabad-abad.
Deskripsi pemandangan alam semesta pun beragam. Dulu alam semesta dimodelkan sebagai ruang berukuran jauh lebih kecil dari realitas seharusnya. Ukuran diameter Bumi (12.500 km) baru diketahui pada abad ke- 3 (oleh Eratosthenes), jarak ke Bulan (384.400 km) abad ke-16 ( Tycho Brahe, 1588), jarak ke Matahari (sekitar 150 juta km) abad ke-17 (Cassini, 1672), jarak bintang 61 Cygni abad ke-19 , jarak ke pusat Galaksi abad ke-20 (Shapley, 1918), jarak ke galaksi-luar (1929), Quasar dan Big Bang (1965). Perjalanan panjang ini terus berlanjut antargenerasi.
Benda langit yang terdekat dengan bumi adalah bulan. Gaya gravitasi bulan menggerakkan pasang surut air laut di bumi, tak henti-hentinya selama bermiliar tahun. Karena periode orbit dan rotasi Bulan sama, manusia di Bumi tak pernah bisa melihat salah satu sisi permukaan Bulan tanpa bantuan teknologi untuk mengorbit Bulan. Rahasia sisi Bulan lainnya, baru didapat dengan penerbangan Luna 3 pada tahun 1959.
Pada siang hari, pemandangan langit sebatas langit biru dan matahari atau bulan kesiangan; sedang di saat fajar dan senja, langit merah di kaki langit timur dan barat. Interaksi cahaya matahari dengan angkasa Bumi melukiskan suasana langit yang berwarna warni.
Matahari sendiri adalah satu di antara beragam bintang di Galaksi. Ada bintang yang lebih panas dari Matahari (suhu permukaan Matahari 5.800o K), seperti bintang panas (bisa mencapai 50.000oK) yang memancarkan lebih banyak cahaya ultraviolet-cahaya yang berbahaya bagi kehidupan. Ada bintang yang lebih dingin, lebih banyak memancarkan cahaya merah dan inframerah dibandingkan cahaya tampak yang banyak dipergunakan manusia.
Manusia bisa mencapai batas-batas pengetahuan alam semesta yang luas, mengenal ciptaan Allah yang tidak pernah dikenali di muka bumi seperti Black Hole, bintang Netron, Pulsar, bintang mati, ledakan bintang Nova atau Supernova, ledakan inti galaksi dan sebagainya. Akan tetapi, berbagai fenomena yang sangat dahsyat itu tak mungkin didekatkan dengan mahluk hidup yang rentan terhadap kerusakan. Walau demikian, ada jalan bagi yang ingin bersungguh-sungguh menekuninya.
E. Dengan Sains Menangkap Realitas Alam Semesta
Pemahaman manusia tentang alam semesta mempergunakan seluruh pengetahuan di bumi, berbagai prinsip-prinsip, kepercayaan umum dalam sains (seperti ketidakpastian Heisenberg tentang pengukuran simultan dimensi ruang dan waktu), serta berbagai aturan untuk keperluan praktis. Melalui sebuah kerangka besar gagasan yang menghubungkan berbagai fenomena (teori relativitas umum, teori kinetik materi, teori relativitas khusus) coba dikemukakan satu penjelasan. Berbagai hipotesa, gagasan awal atau tentatif dikemukakan untuk menjelaskan fenomena. Tentu gagasan tersebut masih perlu diuji kebenarannya untuk dapat dikatakan sebuah hukum.
Dunia fisika membahas konsep energi, hukum konservasi, konsep gerak gelombang, dan konsep medan. Pembahasan Mekanika pun sangat luas, dari Mekanika klasik ke Mekanika Kuantum Relativistik. Mekanika Kuantum Relativistik mengakomodasi pemecahan persoalan mekanika semua benda, Mekanika kuantum melayani persoalan mekanika untuk semua massa yang kecepatannya kurang dari kecepatan cahaya. Mekanika Relativistik memecahkan persoalan mekanika massa yang lebih besar dari 10-27 kg dan bagi semua kecepatan. Mekanika Newton (disebut juga mekanika klasik) menjelaskan fenomena benda yang relatif besar, dengan kecepatan relatif rendah, tapi juga bisa dipergunakan sebagai pendekatan fenomena benda mikroskopik.
Mekanika statistik (kuantum klasik) adalah suatu teknik statistik untuk interaksi benda dalam jumlah besar untuk menjelaskan fenomena yang besar, teori kinetik dan termodinamik. Dalam penjelajahan akal manusia di dunia elektromagnet dikenal persamaan Maxwell untuk mendeskripsikan kelakuan medan elektromagnet, juga teori tentang hubungan cahaya dan elektromagnet. Dalam pembahasan interaksi partikel, ada prinsip larangan Pauli, interaksi gravitasi, dan interaksi elektromagnet. Medan menyebabkan gaya; medan-gravitasi menyebabkan gaya gravitasi, medan-listrik menyebabkan gaya listrik dan sebagainya. Demikianlah, metode sains mencoba dengan lebih cermat menerangkan realitas alam semesta yang berisi banyak sekali benda langit (dan lebih banyak lagi yang belum ditemukan).

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari penjelasan tersebut kita dapat beri kesimpulan bahwa asal muasalnya alam semesta bermula dari ledakan yang maha dahsyat yang biasa disebutBIG BANG”.
Dari ledakan tersebut terciptalah matahari dan benda benda langit yang mengelilinginya, dari itu pula terciptanya planet bumi sebagai sarana tempat tinggalnya makhluk hidup.

SARAN
Dari pembahasan karya ilmiah di atas kita dapat mengetahui bahwa diantara beberapa macam pembahasan kita dapat mengambil manfaat, maka dari itu mari kita gunakan dengan sebaik- baik mungkin dari beberapa kegunaan mempelajari asal mula alam semesta.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian dan ciri hadis mutawatir

Asal usul Manusia Ditinjau dari kacamata islam

pengaruh zat adiktif bagi kesehatan tubuh